PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi kita dapat merasakan adanya
gejolak moneter yang dapat menimbulkan persaingan yang sangat ketat antara
perusahaan-perusahaan. Agar perusahaan dapat bertahan hidup dituntut untuk
mengelola perusahaannya dengan cara yang lebih efisien. Salah satu kunci
kesuksesan dan keberhasilan dalam perusahaan adalah melalui perencanaan
keuangan.
Perencanaan dan pengendalian keuangan melibatkan proyeksi-proyeksi
berdasarkan standar dan perkembangan dari umpan balik dan proses penyesuaian
untuk memperbaiki prestasi kerja. Perencanaan keuangan adalah proses dari
menganalisis pendanaan dan pilihan investasi yang terbuka bagi perusahaan,
memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan saat ini,
guna menghindari hal-hal yang tidak terduga dan hubungan antara keputusan saat
ini dan masa yang akan datang, menentukan alternatif mana yang akan dipilih,
serta mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.
Sebagai usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat, perusahaan asuransi tidak jauh berbeda halnya
dengan bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Untuk itu usaha asuransi
harus dikelola secara professional, baik dalam pengelolaan resiko maupun dalam
pengelolaan keuangannya. Bagaimanapun, sebagai lembaga yang mengelola
dana publik, perusahaan asuransi wajib melaporkan kinerja perusahaannya kepada
publik, hal ini dilakukan agar para nasabah dan orang-orang yang memiliki
kepentingan dapat mengetahui secara pasti tentang kondisi perusahaan, apakah
perusahaan dalam keadaan sehat, kurang sehat atau tidak sehat (krisis).
Untuk dapat memperoleh
gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan
analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan
bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan.
Berdasarkan konsep periode akuntansi, maka laporan keuangan sangat diperlukan
untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu
untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Secara umum tujuan
perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang berkaitan dengan
perusahaan dengan memaksimumkan laba. Pengukuran hasil usaha yang dicapai dapat
dilakukan dengan cara menganalisis rasio keuangan.
Analisis laporan
keuangan seringkali juga memasukkan aktivitas untuk membuat berbagai macam
transformasi atas laporan keuangan. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis rasio dan analisis persentase yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi, mengkaji dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari
data keuangan perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan dan prestasi
perusahaan, analisis keuangan memerlukan tolok ukur yaitu rasio atau indeks
yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis
dan antarprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih
baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Dengan menggunakan alat
analisis, berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar.
Analisis rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya sangat bermanfaat bagi
manajemen untuk perencanaan dan pengevaluasian prestasi atau kinerja
perusahaan. Analisis rasio juga bermanfaat bagi para investor dalam
mengevaluasi nilai saham dan adanya jaminan atas keamanan dana yang akan
ditanamkan pada suatu perusahaan. Dengan demikian, analisis rasio keuangan
digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka
panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi, serta untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kinerja.
Penilaian kinerja perusahaan dapat memberikan gambaran
pengelolaan manajemen keuangan suatu perusahaan apakah telah berjalan sesuai
dengan tujuan perusahaan yaitu penghematan biaya operasional, efektivitas
penempatan investasi. Salah satu alat penilaian kinerja keuangan adalah
analisis rasio keuangan, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai dasar
dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, khususnya perencanaan dan
pengendalian untuk mendapatkan tolok ukur tertentu yang membandingkan kinerja
suatu perusahaan pada tahun tertentu dengan kinerja tahun sebelumnya dan
sesudahnya atau membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan
lain, terutama dalam industri yang sama. Adapun rasio keuangan yang umum
digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan adalah rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas dan rasio
aktivitas.
METODE PENELITIAN
Obyek dari penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang
asuransi yaitu PT. Jamsostek dan PT. Prudential Life Assurance. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT.
Jamsostek (Persero) dan PT. Prudential Life Assurance tahun 2007 sampai dengan
tahun 2011. Alat uji analisis yang digunakan adalah independent sample T-test.
Independent sample T-test adalah metode yang digunakan untuk menguji kesamaan
rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen. Berikut adalah hipotesis dalam
penelitian:
H0: Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan antara perusahaan asuransi
milik pemerintah dan perusahaan asuransi milik swasta.
Ha: Terdapat perbedaan kinerja
keuangan yang signifikan antara perusahaan asuransi milik pemerintah dan
perusahaan asuransi milik swasta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data
yang diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan yang menjadi
objek penelitian dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 diperoleh penentu
kinerja perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta. Dalam
penelitian ini rasio yang dipergunakan untuk menentukan kinerja perusahaan
adalah rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
Tabel 4.1
Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas PT. Jamsostek dan PT.
Prudential periode 2007-2011.
Sumber: Data Diolah 2012
Dibawah ini disajikan gambaran tentang fluktuasi peningkatan dan
penurunan rasio profitabilitas yang dialami perusahaan asuransi BUMN dan
perusahaan asuransi swasta.
Gambar 4.1 Rasio Profitabilitas
Berikut disajikan gambaran tentang fluktuasi peningkatan dan penurunan
rasio likuiditas yang dialami perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi
swasta.
Gambar 4.2 Rasio Likuiditas
Berikut disajikan gambaran tentang fluktuasi peningkatan dan penurunan
rasio solvabilitas yang dialami perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan
asuransi swasta.
Gambar 4.3 Rasio
Solvabilitas
Setelah diuraikan dan diberikan
gambaran tentang keadaan tingkat profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas
perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta dari tahun 2007 sampai
dengan 2011, selanjutnya penulis akan memberikan penjelasan deskriptif dari
data-data tersebut. Berikut deskriptif dari penelitian ini:
Kinerja Perusahaan Asuransi BUMN
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Perusahaan
Asuransi BUMN
Descriptive Statistics
|
|||||
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Profitabilitas
|
5
|
,0879
|
,1103
|
,101120
|
,0085762
|
Likuiditas
|
5
|
2,8279
|
6,9027
|
4,908960
|
1,8443265
|
Solvabilitas
|
5
|
1,5410
|
4,9787
|
3,041240
|
1,3274850
|
Valid N
(listwise)
|
5
|
|
|
|
|
Sumber: data diolah 2012.SPSS 20
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan mengenai
deskripsi tentang rasio-rasio penelitian yang berupa rasio
profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas perusahaan asuransi BUMN.
Kinerja Perusahaan Asuransi Swasta
Tabel
4.3
Statistik Deskriptif
Perusahaan
Asuransi Swasta
Descriptive Statistics
|
|||||
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Profitabilitas
|
5
|
,0600
|
,1200
|
,094200
|
,0215917
|
Likuiditas
|
5
|
1,0900
|
2,3300
|
1,576000
|
,4644136
|
Solvabilitas
|
5
|
2,0600
|
7,6600
|
4,604000
|
2,1041578
|
Valid N
(listwise)
|
5
|
|
|
|
|
Sumber: data diolah 2012.SPSS 20
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan mengenai
deskripsi tentang rasio-rasio penelitian yang berupa rasio
profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas perusahaan asuransi swasta.
Pengujian Hipotesis dengan Independent Sample t-Test
Hasil
analisis Independent Sample T-Test dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya, yaitu
perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta dengan indikator rasio
profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.
Tabel 4.4 Independent Sample Test
Data diolah 2012.SPSS 20
Analisis Rasio Profitabilitas
Berdasarkan
tabel 4.4 bahwa F hitung untuk rasio profitabilitas dengan Equal variance assumed adalah 1,134 dengan probabilitas 0,318.
Karena probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, atau kedua varians
sama/tidak berbeda signifikan dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Berdasarkan
tabel 4.4 bahwa t hitung untuk rasio
profitablitas dengan Equal variance
assumed adalah 0,666 dengan probabilitas 0,524. Karena 0,524 > 0,05 maka H0
diterima, ini berarti rata-rata profitabilitas perusahaan asuransi BUMN
dan perusahaan asuransi swasta tidak berbeda signifikan. Semakin tinggi rasio
profitabilitas menandakan semakin baik pula kinerja keuangan suatu perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan sehingga kemungkinan perusahaan dalam kondisi
bermasalah semakin kecil. Dimana untuk memperoleh profit yang besar diperlukan
adanya aktiva produktif yang berkualitas dan manajemen yang solid.
Analisis
Rasio Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.4
bahwa F hitung untuk rasio likuiditas dengan
Equal variance assumed adalah 13,762 dengan probabilitas 0,006. Karena
probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, atau kedua varians
benar-benar berbeda dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Berdasarkan
tabel 4.4 bahwa t hitung untuk rasio likuiditas dengan Equal variance not assumed adalah 3,919 dengan likuiditas 0,014.
Karena 0,014 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti rata-rata likuiditas
perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta benar-benar
berbeda/berbeda signifikan.
Tingkat rasio likuiditas perusahaan asuransi
BUMN jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan asuransi swasta. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan asuransi BUMN memiliki kondisi yang lebih likuid,
sekilas memang terlihat kinerja perusahaan asuransi BUMN lebih baik dibanding
perusahaan asuransi swasta karena mampu menghasilkan rasio likuiditas yang jauh
diatas perusahaan asuransi swasta, namun ternyata tidak selalu demikian, pada dasarnya semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi
juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam
aktiva lancar seharusnya dapat digunakan untuk membayar deviden, membayar
hutang jangka panjang atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat
kembalian lebih.
Analisis
Rasio Solvabilitas
Berdasarkan tabel 4.4
bahwa F hitung untuk rasio solvabilitas dengan
Equal variance assumed adalah 0,926 dengan solvabilitas 0,364. Karena solvabilitas
> 0,05 maka H0 diterima, atau kedua varians sama/tidak berbeda
signifikan dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Berdasarkan tabel 4.4
bahwa t hitung untuk rasio solvabilitas dengan
Equal variance assumed adalah -1,405 dengan probabilitas 0,198. Karena 0,198
> 0,05 maka H0 diterima, ini berarti rata-rata solvabilitas
perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta tidak berbeda
signifikan. Bila di lihat dari rata-rata, rata-rata rasio solvabilitas
perusahaan asuransi swasta lebih tinggi dari perusahaan asuransi BUMN. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi kesehatan perusahaan asuransi swasta lebih baik dari
perusahaan asuransi BUMN, kesehatan perusahaan asuransi swasta dapat dilihat
dari besarnya rasio solvabilitas perusahaan asuransi swasta tertinggi sebesar
766% dan terendah sebesar 206% pada periode penelitian. Berbeda dengan
perusahaan asuransi BUMN, yang rasio solvabilitas tertinggi sebesar 497,87% dan
terendah sebesar 154,10%. Tingkat rasio solvabilitas kedua perusahaan asuransi
ini menunjukkan bahwa keadaan/kondisi keuangan masing-masing perusahaan dalam
keadaan sehat dan cukup aman dari resiko likuidasi.
SIMPULAN
Dalam Penelitian ini penulis menganalisa
dengan menggunakan uji independent sample t test dengan menggunakan laporan
keuangan kedua perusahaan asuransi yang menjadi objek penelitian, hasil
analisis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas
perusahaan asuransi BUMN tidak berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi
swasta karena memiliki tingkat signifikan > 0,05. Sedangkan untuk rasio likuiditas
perusahaan asuransi BUMN berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi swasta
karena memiliki tingkat signifikan < 0,05.
Dilihat dari rasio profitabiltas dan rasio sovabilitasnya kinerja
perusahaan asuransi swasta lebih baik dari perusahaan asuransi BUMN karena
perusahaan asuransi swasta memiliki rasio yang lebih tinggi yang menandakan
perusahaan asuransi memiliki kondisi perusahaan yang lebih sehat. Dari rasio
likuiditasnya perusahaan asuransi BUMN memiliki rasio yang lebih tinggi dari
perusahaan asuransi swasta yang berarti perusahaan asuransi BUMN memiliki
kondisi yang lebih likuid dibanding perusahaan asuransi swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, 2009, 7 Langkah Mudah
Melakukan Analisis Stastistik Menggunakan SPSS 17. Yogyakarta: CV Andi
Offset (Penerbit Andi).
Anonim, 2010. “Penerapan Ratio Early Warning System untuk Menganalisis Kesehatan
dan Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Asuransi Kerugian.”.
Skripsi. Dalam http://www.ukrida.ac.id/
diunduh pada jumat, 22 juni 2012 pukul 19:17 WIB
Asyikin, J dan Tanu, V.S. 2011. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Antara Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Farmasi
Swasta yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Dalam http://www.google.co.id/ diunduh pada rabu,
25 juli 2012 pukul 19:14 WIB
Darmawi, Herman,
2006. Manajemen Asuransi. Edisi 1,
cetakan 4. Jakarta: Bumi Aksara
Darsono dan Ashari, 2006. Pedoman
Praktik Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Harahap, Sofyan
Syafri, 2007. Analisis Kritis atas
Laporan Keuangan. Edisi 1, cetakan 6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2008.
Standar Akuntansi Keuangan Per 1
September 2007. Jakarta: Salemba Empat
Irvansyah, riko.
2010. “Analisis Kinerja Keuangan
Berdasarkan Rasio Keuangan Early Warning System Pada Perusahaan Asuransi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Dalam http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21122.
diunduh pada selasa, 2 agustus 2012 pukul 20:33 WIB.
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta :
Bumi Aksara
Muspa. “Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi. Jurnal
Akuntansi”. Dalam http://www.google.co.id/
diunduh pada jumat, 22 juni 2012 pukul 20:56 WIB
S.R, Soemarso, 2005. Akuntasi
Suatu Pengantar. Edisi Revisi, Buku 2 Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat
Sadeli, Lili. M, 2006. Dasar-Dasar
Akuntansi, Edisi 1 cetakan ketiga, Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono, 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV
ALFABET